FIRE TETRAHEDRON
Teori tetrahedron of fire ini didasarkan bahwa dalam panas pembakaran yang normal akan timbul nyala, reaksi kimia yang terjadi menghasilkan beberapa zat hasil pembakaran seperti CO, CO2, SO2 asap dan gas. Hasil lain dari reaksi ini adalah adanya radikal bebas dan atom oksigen dan hidrogen dalam bentuk hidroksil (OH). Bila 2 (dua) gugus OH pecah menjadi H2O dan radikal bebas oksigen. Oksigen radikal ini selanjutnya akan berfungsi lagi sebagai umpan pada proses pembakaran sehingga disebut reaksi pembakaran berantai (Karla, 2007; Goetsch, 2005). Rantai reaksi kimia dimana ketiga elem yang ada saling bereaksi secara kimiawi.
BAHAN BAKAR bisa berbentuk padat, cair atau gas yang bila dipanaskan mengeluarkan uap mudah terbakar. Contohnya termasuk kertas, kayu, kardus, cat, minyak, asetilena, dll
OKSIGEN biasanya hadir di udara dalam jumlah yang cukup untuk membentuk dan mempertahankan api.
PANAS temperatur kritis harus dicapai untuk pengapian terjadi , tetapi setelah api telah terbentuk, biasanya api tersebut akan mempertahankan panasnya sendiri. Panas dapat muncul dengan sengaja, atau mungkin tidak disengaja. Sebagai contoh, pemanas yang ditempatkan terlalu dekat dengan furniture, gorden atau kertas; kelebihan beban pada suatu titik rangkaian listrik, dan komputer pribadi yang ditutupi dengan kertas kantor. REAKSI KIMIA BERANTAI Serangkaian reaksi yang terjadi secara berurutan. Kebakaran hanya dapat bertahan selama reaksi berantai yang mandiri ini dibiarkan berlanjut tanpa gangguan.
Comments are closed